Tuesday, January 17, 2006

Diskusi dan makan malam bersama di PPI India

Salam

Acara makan malam bersama dan dilanjutkan dengan diskusi yang diadakan di PPI pada tanggal 17 Januari pukul 07 pm. menghasilkan beberapan pengetahuan baru bagi saya dan juga bagi rekan-rekan PPI lainnya yang hadir pada malam itu.

Sebelum acara diskusi dimulai, para hadirin terlebih dahulu dipersilakan menyantap hidangan yang telah disediakan, nasi uduk mba' Tylla itulah menu utama pada malam tersebut. Mba' Tylla yang keahlian masak-memasaknya sudah dikenal luas dikalangan rekan-rekan PPI dipercayakan untuk memimpin bagian konsumsi. ( Makasi Mba' Tylla, nasi uduknya uwenak tenaan, ditunggu lho nasi uduk serial berikutnya).

Acara yang disponsori oleh Bapak Khairuddin Siregar dan juga pencetus ide pelaksanaan acara tersebut, mendatangkan pembicara dari UNDP yaitu Bapak Diky Sofyan. Acara diskusi dibuka dengan kata sambutan oleh Ketua PPI Muchlis Zamzami Chaniago atau yang lebih dikenal dengan Abah Chan. Dalam sambutannya Abah Chan menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya acara tersebut, "kita sengaja mengundang Bapak Diky untuk dapat membagi ilmu dan pengalamannya kepada kita-kita yang sedang belajar di India serta informasi yang sedang sedang berkembang di Indonesia" ungkap Abah Chan sambil senyum dan kemudian waktu diberikan kepada Pak Diky.

Bapak Diky dalam kesempatan tersebut setelah memperkenalkan diri dan riwayat hidupnya, dia menyampaikan beberapa hal yang sedang berkembang di Indonesia mulai dari masalah pelaku teror sampai dengan kebijakan pemerintah yang tidak tepat soal kenaikan BBM yang pada akhirnya menyengsarakan rakyat. "Pemerintah mencabut subsidi BBM dan mengalokasikan dana tersebut untuk membantu rakyat miskin secara langsung, namum tata cara dan penerapannya belum tetap" kata beliau.
"Ada dengar-kan seorang nenek-nenek karena lemah dan tubuh tidak kuat, ia meninggal saat antri untuk mendapatkan bantuan?.Hal seperti itu seharusnya tidak terjadi" selal beliau.

Selain dari Pak Diky, kita-kita juga mendapatkan ilmu dari Bapak K. Siregar. Dalam kesempatan yang diberikan, Beliau berbicara tentang psikology anak, "Budaya sangat mempengaruhi kreativitas anak" simpul beliau setelah mengungkapkan beberapa fakta dari hasil penelitiannya.

Dalam acara tersebut juga hadir mahasiswa yang sedang mengambil program study MBA di salah salah satu institut di New Delhi yaitu Bapak Nanang. Beliau yang juga pegawai Departemen Keuangan RI saat diminta untuk berbicara tentang kebijakan pemerintah soal hutang luar negeri mengungkapkan bahwa pemerintah taunya hanya meminjam uang, tapi tidak tau menggunakan uang tersebut secara tepat sehingga saat hutang tersebut jatuh tempo pembayaran, pemerintah belum mendapatkan hasil apa-apa. "Tidak ada study kelayakan" terang beliau mengakhiri pembicaraannya.

Salam Kelayakan
Rozi