Friday, April 13, 2012

Qaraqas Hakim Bagdad (Bagian 2)



Karena telah mengakibatkan kematian, kini giliran abang si pemilik gerobak yang menuntut atas  kematian  adiknya. Bukan hanya sekedar menuntut, akan tetapi si tukang bakar roti juga dihajar, dipukul dan ditendang berkali-kali oleh abang si pemilik gerobak. Karena tak kuat menahan pukulan-pukulan, si tukang bakar berusaha membela diri dengan mengambil setungkah kayu. 

Kayu tersebut kemudian ia lempar ke lawannya yaitu abang si pemilik gerobak dengan sekuat tenaga yang masih tersisa. Namun, lagi-lagi tidak mengenai sasaran. Kayu yang ia lempar dengan sekuat tenaga tadi malah mengenani perut seorang ibu hamil yang berdiri ikut menyaksikan perkelahian bersama-sama gerombolan pengunjung pasar lainnya dan celakanya lagi, ibu hamil tersebut mengalami pendarahan dan keguguran.

bersambung......

Monday, April 09, 2012

Qaraqas Hakim Bagdad (Bagian 1)


Teman-teman, saya mau cerita tentang hakim Bagdad yg bernama Qaraqas. Ia adalah seorang hakim yang bisa membebaskan segala tuntutan & malah yang jadi bersalah yang menuntut.

Pada suatu siang di sebuah pasar di Kota Bagdad terlihat seorang bapak paroh baya membawa seekor ayam yang sudah dikuliti dan dibersihkan. Bpk tersebut kemudian masuk ke warung tukang bakar roti untuk minta tolong membakar ayamnya. Saat masuk ke warung itulah hakim Qaraqas melihatnya.

Kemudian pemilik ayam meninggalkan warung & akan kembali lagi sekitar 1 jam setelah ayamnya dibakar. Saat ia meninggalkan warung itulah si hakim kemudian masuk ke warung dan menjumpai si tukang bakar serta memerintahkan agar mengantarkan ayam ke istananya setelah selesai dibakar

(Untuk diketahui bahwa hakim pd zaman itu selain sebagai ketua sidang pengadilan juga sebagai penguasa daerah)

Diperintahkan begitu tentu si tukang bakar menolak krn yg punya ayam pasti nuntut dia. Tapi si hakim lalu bilang begini "ikuti aja perintahku"

"Lalu bagaimana kalau yang punya ayam datang menanyakan ayamnya" kata si tukang bakar kepeda si Hakim. Bilang aja ayamnya terbang saat ditinggal tadi, kata si hakim ke tukang bakar. Mana mungkin dia percaya ayam yang sudah mati bisa terbang, jawab tukang bakar

Sudah, kamu jangan takut, bilang aja begitu, kalaupun dia nuntut dia akan mengadu ke saya juga sebagai hakim di wilayah ini, kata si hakim ke tukang bakar.

Aduh tuan hakim, mana mungkin bisa dgn mengatakan ayam yang sudah mati terbang & aku bisa dimenangkan dalam perkara ini, bantah tukang bakar dgn nada kesal

Jangan bicara lagi, segera setelah ayam selesai dibakar antar ke istanaku atau kamu akan aku penjara karena tidak menuruti perintah penguasa. Senggak hakim.

Mendengar mau dipenjara, si tukang bakar dengan cepat menjawab " Ba..baik tuan hakim, sesegera mungkin akan saya antar ayamnya ke istana tuan"


Saya tunggu, kata hakim sambil meninggalkan warung.

Setelah selesai membakar ayam, maka diantarlah ke istana sang hakim.

Sesaat setelah itu pemilik ayam datang untuk mengambil ayamnya.

Saya mau ambil ayam saya, sudah selesai dibakar kan? kata pemilik ayam ke tukang bakar.

Oh...saya mau kasi tau bahwa ayam anda sudah tidak ada. Tadi ayam tersebut terbang. kata tukang bakar ke pemilik ayam.

Maka terjadilah keributan di warung tersebut dan perdebatan antara tukang bakar dan pemiliki ayam.

Tukang bakar (TB) : Iya td ayam anda terbang dan saya tidak bisa menangkapnya.
Pemilik Ayam (PA) : Kamu pikir saya bahlul, mau percaya dengan omongan kamu, mana mungkin ayam yang sudah mati dan sudah dikuliti bisa terbang.
TB : Tapi itulah yang terjadi tadi.
PA : Kamu mempermainkan saya ya?

PLAAKKKK..Pemilik ayam yang sudah merasa dipermainkan langsung memukul si tukang bakar. Perkelahianpun tak terelakkan lagi. Mereka saling memukul. Hingga akhirnya si tukang bakar yang merasa hampir kalah mengambil batu dan melemparkannya ke pemilik ayam. Karna kurang terarah, batu tersebut bukannya mengenani pemilik ayam tapi justru mengenai kepala pemilik gerobak yang sedang tidur di tepi pasar dan menyebabkan pemilik gerobak tersebut meninggal di tempat.


Bersambung...