Wednesday, January 14, 2015

Tiga Golongan Manusia



Pertama adalah golongan pekerja atau buruh murni. Orang-orang dari golongan ini hari-harinya disibukkan dengan bekerja dan bekerja dan tak jarang tanpa istirahat. Dirinya hanya berfikir bagaimana cara mencari uang,  mengumpulkannya dan terus menghitung secara berulang-ulang seberapa banyak harta yang sudah dikumpulkan dan bahkan selalu menghitung seberapa banyak pula yang harus didapat dan tidak pernah terpikir sedikitpun untuk menyisihkannya untuk membantu orang lain atau untuk kepentingan sosial. Golongan ini seperti menganggap hidup adalah abadi dan selalu ketakutan akan kekurangan harta. Kehilangan sedikit harta merupakan musibah besar bagi orang-orang dari golongan ini. Mereka jika mau memberi 100 mikirnya 1000 kali dan jika mau memberi 1000 mikirinya sejuta kali.

Golongan yang kedua adalah golongan orang pencari pengakuan. Golongan ini sifatnya selalui ingin diakui sebagai orang yang paling berprestasi dan selalu ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain bahwa dia adalah terbaik diantara yang lain. Untuk mendapatkan pengakuan golongan ingin selalu haus jabatan bahkan jabatan di organisasi sosial dan hobby mengumpulkan sertifikat. Bekerja tanpa mendapatkan jabatan bagi golongan ini adalah seperti sia-sia.

Golongan yang ketiga adalah golongan para pengabdi. Mereka adalah orang-orang yang rela mengabdikan diri, harta dan waktunya untuk kepentingan orang lain dan kepentingan sosial. Mereka berbuat kebaikan apapun tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan pujian, sertifikat maupun pengakuan apapun namanya. Golongan ini adalah kumpulan orang-orang yang yakin bahwa tuhan pasti menolong orang-orang yang menolong orang lain, dan meringankan beban orang lain. Orang-orang dari golongan ini bahkan memberikan hartanya buat membantu orang lain meskipun mereka sendiri tidak memiliki harta yang berlebih, memberikan bantuan meskipun mengorbankan diri mereka sendiri. Orang-orang dari golongan ini memiliki ketenangan jiwa karena hatinya tidak diperuntukkan dan tidak dipenuhi dengan hal-hal duniawi yang nantinya pasti akan ditinggalkan. Inilah golongan orang-orang yang disebut Allah dalam firmannya "Tidak Aku (Allah) jadikan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah (mengabdikan) diri kepada Ku" (QS. Adz Dzariyaat ayat 56).