Friday, May 12, 2006

Menjadi Peresensi Buku

Ini ada tulisan bagus yang saya dapat dari milis muslim blog
------------------------------------------------------------

Menjadi Peresensi Buku

Oleh Yon’s Revolta

Menjadi perensi buku itu melelahkan, tapi mengasyikkan, setidaknya itu menurut saya. Melelahkan karena kita harus berpayah-payah melawan rasa malas dalam membaca buku dan memahami isinya. Mengasyikkan karena kita bisa berbagi ilmu dengan orang lain melalui buku yang kita baca itu. Dengan demikian, kita bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain. Perkerjaan yang mulia dan mengasyikkan bukan..?

Lantas, apakah membuat resensi itu sulit..?

Percayalah, meresensi buku itu tidak sulit. Kalau ada yang mengatakan bahwa menulis resensi buku itu sulit, anggap saja bohong belaka. Kalau Anda bisa membaca dan menulis, yakinlah...Anda juga bisa menulis resensi buku, asalkan ada kemauaan, inilah kata kuncinya.

***

Pembaca Yang Baik

Untuk menjadi seorang peresensi, sudah tentu kita harus doyan baca terlebih dahulu. Dari aktivitas membaca itulah kita berbagi cerita tentang isi buku kepada orang lain. Tujuannya, membantu orang lain memahami sepintas tentang sebuah buku terkait dengan kekurangan dan kelebihannya. Maka dari itu, seorang peresensi, dia perlu menjadi seorang pembaca yang baik.

Untuk menjadi pembaca yang baik, mari kita berguru pada Mortimer J. Adler dan Charles Van Doren. Di dalam bukunya yang berjudul How Read A Book, kedua orang ini memperkenalkan bagaimana prosedur membaca buku yang baik;

1. Membaca Permulaan : Kemampuan untuk mengenal huruf, kata dan kalimat. Misalnya ketika kita membaca buku berbahasa Indonesia, kita tidak terlalu kesulitan dalam memahaminya isinya, lain ketika buku berbahasa Inggris, kita harus sedikit berjuang memahaminya dengan sesekali melihat kamus. Anggap saja buku yang kita hadapai berbahasa Indonesia, prosedur pertama itu bisa kita lalui karena huruf, kata dan kalimatnya mudah kita kenali dan pahami.

2. Membaca Inspeksional : Kemampuan membaca sekilas. Membaca sinopsisnya, kata pengantarnya, daftar isi, judul perbab yang dirasa menarik serta lampiran yang ada didalamnya. Langkah ini memudahkan kita untuk memahami garis besar isi buku.

3. Membaca Analitis : Kemampuan untuk menilai buku. Mulai dari memetakan apakah buku yang kita baca itu buku teori atau praktek. Kemudian, setelah membaca keseluruhan isi buku, bisa menyarikan isi buku dengan beberapa kalimat, mencatat hal-hal penting dalam buku tersebut, termasuk informasi penulisnya. Semua ini sebagai bekal dan amunisi untuk membuat resensi nantinya.

***

Teknik Meresensi Buku

Untuk bisa membuat karya resensi, ada empat cara yang bisa kita gunakan, masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihannya;

1. Catatan Buku (The Book Notice)

ini adalah meresensi yang paling mudah. Kita tidak perlu membaca isi buku secara keseluruhan atau mendalam. Kita hanya melaporkan yang tampak tanpa menganalisis isinya. Tujuan dari merensi buku dengan cara ini, hanya sekedar memperkenalkan buku secara sekilas kepada pembaca. Tapi, tetap saja perlu diketengahkan mengenai kekurangan dan kelebihannya agar tidak dianggap hanya sekedar “Iklan Buku”.

2. Tinjauan Buku (intisai buku/ The Book Digest).

Dengan cara ini, pembaca bisa memahami buku lebih menyeluruh karena peresensi telah membuat catatan tentang intisari sebuah buku, membuat ringkasan buku, serta memberikan catatan kelemahan dan kekurangannya. Dengan cara ini, perensensi harus bisa membaca dengan analitis dan bisa memahami betul isi buku agar bisa membuat penilaian secara tepat terhadap isi buku tersebut. Petikan-petikan langsung isi buku diperlukan untuk meyakinkan pembaca. Cara ini sangat tepat digunakan dalam meresensi buku-buku ilmiah (non fiksi).

3. Kritik Buku (The Book Critism).

Tujuan utama cara ini adalah menilai suatu buku. Membuat penilaian dengan sungguh-sunguh tentang isi buku. Membuat penilaian sejara jujur dan “objektif” terhadap sebuah buku, menganalisis tujuan penulisan buku, kualifikasi penulisnya serta membandingkannnya dengan buku-buku lain.

4. Tinjauan Fiction (The Fiction Review)

Ini adlah cara meresensi yang biasa digunakan dalam buku-bukum fiksi. Selain harus menguasai isi buku. Mencari perimbangan antara jalan cerita (plot, sinopsis) dan tema cerita. Kadang dipaparkan juga tentang proses kreatif pembuatakan karya oleh penulis buku itu sementara isi buku sendiri hanya dipaparkan sekilas saja. Keempat cara tersebut bebas kita pilih, disesuaikan dengan kebutuhan saja.

***
Struktur Karya Resensi

Judul

1. Judul Buku :
2. Penulis :
3. Penerbit :
4. Cetakan :
5. Tebal :
6. Peresensi :

Isi.........
***
Untuk mengirimkan karya resensi ke media, usahakan ditulis dengan spasi 1,5, maksimal 2,5 halaman kuarto dan disertakan sampul buku. Demikian cara mudah untuk menjadi peresensi, semoga bermanfaat.

Bahan : Dari Modul Lemjuri

Purwokerto, 30 April 2006 / 06.04.
Salam hangat

~Yon’s Revolta~
Blogger dan Pecinta Buku
Freelance_corp (at) yahoo.com
http://penakayu.blogspot.com

Sumber : muslimblog

2 comments:

Anonymous said...

Salams
Mashallah you have a nice blog here, keep up the good work.
Please take a look at my blog and link it up here, Jazakallah
Wasalam

Anonymous said...

terima kasih atas infonya.
saya ada tugas bikin resensi buku :D
ngegoogle trus nemu blog ini :D